POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL-| Pada Sabtu (14/06/2025), sebuah momen penuh makna terjadi di Sopo Namora, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Dalam suasana kekeluargaan, H. Gus Irawan Pasaribu bertemu kembali dengan sahabat lamanya di Komisi XI DPR RI, Bapak Sihar Sitorus. Pertemuan ini bukan hanya reuni personal, namun menjadi ruang penting untuk mendorong sinergi pembangunan melalui kegiatan Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah agenda nasional yang kini menyapa langsung masyarakat Tapanuli Selatan.
Program MBG merupakan salah satu pilar dalam visi besar Presiden Prabowo Subianto melalui Asta Cita, yang menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas utama. Pemberian makanan bergizi kepada anak-anak sekolah tidak hanya menjawab tantangan stunting dan gizi buruk, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dalam konteks Tapanuli Selatan, program ini sangat relevan mengingat masih terdapat kantong-kantong kerentanan gizi di wilayah ini.
H. Gus Irawan Pasaribu menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran program strategis ini di Tapsel. Menurutnya, langkah Pak Sihar Sitorus membawa program MBG ke kampung halamannya merupakan wujud nyata dari kepedulian terhadap akar identitas dan keberlanjutan pembangunan daerah. “Ini bukti bahwa Pak Sihar tidak melupakan kampung halamannya,” ujarnya penuh semangat, di hadapan para tokoh masyarakat dan peserta sosialisasi.
Sihar Sitorus dalam sambutannya menegaskan bahwa keterlibatannya dalam program MBG bukan sekadar tugas sebagai pejabat negara, melainkan panggilan nurani sebagai putra daerah. Ia meyakini bahwa pembangunan daerah hanya akan berhasil bila dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sipil. Dengan pendekatan partisipatif, MBG diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas birokrasi, melainkan gerakan sosial yang mengakar.
Program MBG sendiri akan menyasar sekolah-sekolah dasar dan menengah di berbagai kecamatan, dengan prioritas pada wilayah yang memiliki prevalensi masalah gizi tertinggi. Setiap porsi makanan disiapkan sesuai standar gizi oleh tenaga profesional, melibatkan pula pelaku UMKM lokal sebagai penyedia bahan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa MBG tidak hanya berdampak pada anak-anak, tapi juga pada penguatan ekonomi lokal.
Lebih lanjut, Gus Irawan mengajak Sihar Sitorus untuk menjadikan pertemuan ini sebagai awal dari kerja sama yang lebih intensif. Ia berharap agar komunikasi yang telah terjalin bisa menjadi jembatan bagi masuknya berbagai program pembangunan lainnya ke Tapanuli Selatan. "Saya mengajak untuk terus menjadi jembatan antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperjuangkan kemajuan Tapsel," tegasnya.
Kegiatan ini menjadi sinyal kuat bahwa kebangkitan Tapanuli Selatan bukanlah mimpi belaka. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen terhadap pelayanan publik yang berkeadilan, program-program seperti MBG akan menjadi katalisator perubahan. Tapsel Bangkit bukan hanya slogan, tetapi sebuah gerakan nyata menuju masa depan yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera.(PS/BERMAWI).
