POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL – Dalam rangka memperluas akses pendidikan menengah yang inklusif dan fleksibel, SMA Negeri 1 Angkola Barat resmi ditunjuk sebagai pelaksana program SMA Terbuka. Dukungan terhadap kebijakan ini datang dari berbagai pihak, termasuk Camat Angkola Barat, Muhamad Thohir Pasaribu, S.Sos, yang menyatakan komitmennya dalam mendorong partisipasi masyarakat mengikuti pendidikan berbasis teknologi dan pembelajaran mandiri ini.
Penunjukan SMAN 1 Angkola Barat sebagai sekolah induk penyelenggara SMA Terbuka berdasarkan surat Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Nomor 000.15/3627/Bid SMA/2025, tertanggal 23 April 2025. Surat tersebut merupakan tindak lanjut dari Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 26 Tahun 2025 tentang percepatan pemerataan layanan pendidikan menengah di wilayah-wilayah yang memiliki kendala geografis, sosial, dan ekonomi.
SMA Terbuka sendiri adalah bentuk pendidikan menengah atas yang menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh (80% daring) dan tatap muka terbatas (20%) melalui guru kunjung atau guru bina. Sistem ini dirancang untuk menjangkau siswa-siswi yang tidak dapat mengikuti sekolah reguler karena kendala pekerjaan, jarak, atau keterbatasan lainnya, seperti mereka yang sudah bekerja atau berasal dari wilayah terpencil.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Aula Kantor Camat Angkola Barat, Senin (14/7/2025), turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting daerah. Hadir dalam kegiatan ini Kacabdisdik Wilayah XI Drs. Yeddi Efendi Sipayung, M.Pd, Camat Angkola Sangkunur Daniel Afandi Harahap, S.STP, MM, Camat Marancar Rosnanni Pasaribu, S.Pd, MM, serta para lurah dan kepala desa dari berbagai kecamatan di Tapanuli Selatan. Kehadiran mereka mencerminkan kesatuan visi dalam mendukung pendidikan untuk semua.
Dalam sambutannya, Camat M. Thohir Pasaribu menyatakan bahwa program SMA Terbuka menjadi solusi konkrit dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di wilayahnya. Ia mengajak seluruh kepala desa untuk aktif menyosialisasikan program ini kepada masyarakat, terutama kalangan remaja putus sekolah dan pekerja muda. “Ini adalah peluang emas untuk menempuh pendidikan formal tanpa harus meninggalkan aktivitas ekonomi keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Kacabdisdik Wilayah XI, Drs. Yeddi Efendi Sipayung, M.Pd menegaskan bahwa SMA Terbuka bukanlah sekolah alternatif yang kurang berkualitas, melainkan bagian dari inovasi pendidikan nasional yang sudah teruji di berbagai provinsi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam menyukseskan program ini, terutama dalam hal penyediaan fasilitas belajar dan pembimbing lokal.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah kecamatan dan tokoh masyarakat, penyelenggaraan SMA Terbuka di SMAN 1 Angkola Barat diharapkan mampu menekan angka putus sekolah dan memperluas kesempatan pendidikan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Program ini sekaligus mencerminkan komitmen bersama dalam membangun masa depan Tapanuli Selatan yang lebih cerdas, tangguh, dan inklusif.(PS/BERMAWI)

