"Melalui kebijakan lima hari sekolah, kita berharap peserta didik tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga utuh secara karakter, spiritual, dan sosial,” ujar Bupati Dr. Oloan Paniaran Nababan S.H. M.H. saat membuka kegiatan sosialisasi kebijakan tersebut di Aula Hutamas, Doloksanggul.
Bupati juga menekankan bahwa kebijakan ini tidak hanya soal pemangkasan hari sekolah, melainkan bentuk reformasi manajemen pendidikan untuk menciptakan Ekosistem belajar yang sehat, beretika dan berkelanjutan.
| Aspek | Detail |
|---|---|
| Hari sekolah | 5 hari: Senin–Jumat; Sabtu–Minggu libur |
| Total jam belajar per minggu | 40 jam termasuk istirahat total 2,5 jam |
| Estimasi jam harian | Masuk pukul 07.15 WIB, pulang sekitar pukul 16.00 WIB, tergantung jadwal sekolah |
| Hari Jumat | 07.15–12.00 WIB: pembelajaran, 12.00–13.45 WIB: keagamaan, 13.45–16.00 WIB: ekstrakurikuler |
| Tujuan kebijakan | Memenuhi ketentuan nasional, mempererat hubungan keluarga, dan menekan kenakalan remaja |
Ringkasan Keuntungan dan Kerugian dari kebijakan diantaranya:
* Waktu belajar lebih terstruktur, fokus dan efektif. Siswa memiliki waktu istirahat lebih panjang di akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
* Mendukung Program Penguatan Karakter : Kegiatan ekstrakurikuler bisa dimasukkan dalam jam sekolah, guru dan sekolah punya waktu lebih untuk membimbing siswa secara menyeluruh.
* Meningkatkan Kualitas Pendidikan : Integrasi kegiatan pembelajaran akademik dan non-akademik dalam satu kesatuan program sekolah.
* Waktu Berkumpul Bersama Keluarga: Libur dua hari memungkinkan siswa lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga.
* Efisiensi operasional sekolah : Penggunaan fasilitas sekolah bisa lebih dioptimalkan dalam lima hari, Sabtu dan Minggu bisa digunakan untuk perawatan fasilitas sekolah.
Kerugian 5 (Lima) Hari Sekolah :
1. Beban Belajar Lebih Berat: Durasi belajar yang panjang (bisa hingga sore) membuat siswa kelelahan, terutama memberatkan siswa SD dan SMP.
2. Tidak Semua Sekolah Siap ; Sekolah di daerah dengan fasilitas terbatas (transportasi, listrik, air) bisa kesulitan menerapkan full day school.
3. Mengurangi Waktu Anak Bermain Bebas kehilangan waktu bersosialisasi di luar sekolah secara bebas.
4. Membebani Orangtua : Bagi orangtua yang bekerja, mengatur makn siang atau antar jemput menjadi tantangan.
5. Potensi ketimpangan Sosial : Sekolah swasta atau di kota mungkin lebih siap, sementara sekolah didesa bisa tertinggal dari segi fasilitas. (PS/BN)
