POSKOTASUMATERA.COM –PADANGSIDIMPUAN- Sebuah transformasi sosial sedang bertumbuh di jantung Desa Pudun Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan. Pada Jumat, 18 Juli 2025, telah dilangsungkan pelantikan Pemuda Penjaga Desa dalam struktur organisasi NNB (Naposo Nauli Bulung). Momentum ini bukan sekadar seremoni administratif, melainkan deklarasi kolektif tentang kebangkitan peran generasi muda sebagai agen pembangunan desa yang tangguh, berintegritas, dan berwawasan kebangsaan.
Kehadiran langsung Ibu Walikota Padangsidimpuan, Nyonya Masroni Letnan Dalimunthe, beserta seluruh jajarannya, menjadi bentuk afirmasi politik yang kuat terhadap pentingnya pelibatan pemuda dalam pembangunan berbasis komunitas. Dukungan tersebut menegaskan bahwa pembangunan desa tidak bisa lagi bersifat top-down, tetapi harus berbasis pada prinsip community-driven development—di mana pemuda menjadi penggerak utama perubahan.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pudun Jae, Riski Ibrahim Siregar, menyerukan semangat kolektif kepada generasi muda dengan kata-kata penuh semangat: “Berikan aku 20 pemuda dan pemudi yang tangguh, dan kita akan mengguncang Kota Padangsidimpuan.” Seruan ini mengandung filosofi mendalam: bahwa kekuatan pembangunan desa tidak semata soal anggaran atau infrastruktur, melainkan terletak pada kapasitas sumber daya manusianya—terutama para pemuda sebagai aktor perubahan sosial.
Organisasi NNB sendiri hadir sebagai inovasi sosial yang menggabungkan konsep ketahanan lokal, kemandirian, dan pelestarian budaya. Fokusnya tidak hanya pada keamanan desa, tetapi juga pemberdayaan pemuda melalui pelatihan kepemimpinan, edukasi hukum dan bela negara, pelestarian lingkungan, hingga penguatan identitas budaya lokal. Hal ini sejalan dengan konsep youth civic engagement yang menjadi indikator penting dalam indeks pembangunan desa berkelanjutan.
Ibu Walikota Padangsidimpuan Nyonya Masroni Letnan Dalimunthe dalam pidatonya menyampaikan bahwa pemerintah kota berkomitmen menyediakan dukungan penuh dalam bentuk fasilitas, program inkubasi pemuda, dan pembinaan karakter. Beliau menegaskan bahwa pemuda desa bukan sekadar pelengkap pembangunan, tetapi merupakan instrumen vital dalam menjaga ketertiban sosial dan moralitas masyarakat desa. Dalam konteks otonomi daerah, langkah ini menjadi sangat relevan untuk memperkuat pilar pembangunan dari akar rumput.
Lebih jauh, pelantikan ini menunjukkan betapa pentingnya revitalisasi nilai-nilai gotong royong dan nasionalisme yang selama ini menjadi fondasi masyarakat Indonesia. Di tengah gempuran globalisasi dan derasnya arus digitalisasi, penguatan identitas lokal dan kearifan budaya menjadi sangat penting sebagai tameng sosial. Dengan keterlibatan aktif pemuda, Pudun Jae mulai membangun ekosistem sosial yang tangguh dan resilien terhadap tantangan zaman.
Gerakan “UDA JAGSA” (Unggul, Damai, Aktif – Jaga Desa) bukan hanya slogan, melainkan cermin dari orientasi baru dalam pembangunan desa yang partisipatif, kolaboratif, dan transformatif. Keberadaan NNB Pudun Jae diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di desa-desa lain, sehingga pembangunan tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pertumbuhan karakter dan kohesi sosial masyarakat desa.(PS/BERMAWI)

