POSKOTASUMATERA.COM – TAPANULI SELATAN – Peran Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru tak hanya terbatas sebagai penyedia energi bersih dan berkelanjutan, tetapi juga meluas ke ranah sosial melalui program pemberdayaan masyarakat. Salah satu inisiatif unggulan yang patut diapresiasi adalah pelatihan menjahit yang ditujukan khusus bagi ibu-ibu di desa-desa binaan sekitar wilayah operasional. Program ini menjadi contoh konkret bahwa pembangunan infrastruktur energi dapat bersinergi dengan pembangunan kapasitas sumber daya manusia lokal.
Supervisor Bidang Sosial PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Jamal Harahap, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat. "Kami percaya bahwa energi untuk kemajuan bukan hanya sebatas listrik, tetapi juga energi sosial yang mampu menggerakkan perubahan positif di masyarakat," ujarnya.
Hasil dari pelatihan tersebut mulai menunjukkan dampak nyata. Para ibu rumah tangga kini mampu memproduksi tas laptop berkualitas tinggi dengan desain yang fungsional, jahitan yang presisi, dan bahan yang tahan lama. Produk-produk ini tak hanya menjadi simbol keterampilan baru, tetapi juga menjadi sumber pendapatan alternatif bagi keluarga mereka. Beberapa peserta bahkan mulai merintis usaha kecil yang menjanjikan, memperluas jejaring pemasaran hingga ke media sosial.
Koleksi hasil karya para ibu-ibu desa binaan PLTA Batangtoru kini dapat dilihat melalui akun Instagram @penjahit_natama_ dan @marancar_konveksi. Kedua akun ini menjadi etalase digital yang memperlihatkan transformasi sosial dan ekonomi yang sedang berlangsung. Produk-produk mereka menegaskan bahwa desa pun bisa melahirkan produk-produk unggulan jika diberi akses terhadap pelatihan dan pendampingan yang tepat.
Program ini juga selaras dengan visi pembangunan berkelanjutan yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan memberikan keterampilan praktis seperti menjahit, perusahaan tidak hanya menciptakan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi juga mendukung tumbuhnya unit usaha mikro yang dapat bertahan di tengah tantangan ekonomi. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur dapat berkontribusi langsung pada kesejahteraan masyarakat sekitar.
Dukungan terhadap produk-produk hasil pelatihan ini juga menjadi bagian dari gerakan nasional untuk membesarkan UMKM lokal. Dengan membeli produk hasil karya ibu-ibu desa binaan, masyarakat secara tidak langsung mendukung pemberdayaan perempuan, pelestarian kearifan lokal, serta pertumbuhan ekonomi desa. Inilah wujud nyata dari slogan “Dukung produk binaan. Dukung kemandirian. Dukung energi untuk kemajuan.”
PLTA Batangtoru memberi contoh bahwa energi hijau bukan hanya tentang turbin dan aliran sungai, tetapi juga tentang bagaimana energi tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan potensi lokal. Melalui pendekatan inklusif dan berkelanjutan, masyarakat tidak hanya menjadi penonton pembangunan, melainkan bagian aktif dalam merancang masa depan yang lebih baik.(PS/BERMAWI)