Kepala Desa Pudun Jae Riski Ibrahim Siregar
POSKOTASUMATERA.COM– PADANGSIDIMPUAN– Dalam dinamika kepemimpinan desa yang terus berkembang, Riski Ikbarhim Siregar, Kepala Desa Pudun Jae Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, tampil sebagai figur muda yang membawa semangat baru. Melalui pernyataan terbuka yang disampaikannya di media sosial, Riski menyuarakan pentingnya membangun desa dengan pendekatan kolaboratif, transparan, dan adaptif terhadap tantangan masa kini.
Sebagai pemimpin muda, Riski tidak menutupi keterbatasannya. Ia secara terbuka mengakui bahwa usia dan pengalaman bukanlah jaminan mutlak dalam memimpin, melainkan kesiapan untuk terus belajar dari kritik dan masukan yang membangun. "Saya hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, namun saya siap dibimbing oleh kritik yang konstruktif," ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan pendekatan reflektif dan rendah hati yang menjadi ciri khas gaya kepemimpinannya.
Kepemimpinan Riski menekankan pada transformasi sistem pemerintahan desa yang tidak semata-mata administratif, tetapi berorientasi pada kebutuhan nyata masyarakat. Ia menempatkan visi kesejahteraan kolektif sebagai fondasi utama dalam perencanaan pembangunan. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, Riski menggarisbawahi pentingnya tata kelola desa yang responsif dan partisipatif.
Salah satu fokus strategis yang tengah digalakkan adalah pengembangan unit-unit usaha produktif di tingkat desa. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi lokal yang berbasis pada potensi sumber daya manusia dan kekayaan alam desa. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip ekonomi kerakyatan dan pembangunan berkelanjutan yang menekankan kemandirian serta keberlanjutan jangka panjang.
“Desa Pudun Jae memiliki potensi luar biasa. Yang kita butuhkan adalah pengelolaan yang baik dan semangat kolaborasi,” kata Riski. Ia juga mendorong keterlibatan aktif pemuda dalam proses pembangunan desa, karena menurutnya, generasi muda adalah pilar masa depan yang tidak boleh pasif. Kolaborasi lintas generasi menjadi kunci dalam mengakselerasi transformasi desa secara inklusif.
Dalam pernyataannya, Riski juga mengangkat pentingnya menjadikan nilai-nilai kearifan lokal sebagai landasan etik dan moral dalam setiap kebijakan publik. Ia mengutip falsafah Batak Mandailing, “Ulang loja mambaen napade”, sebagai pengingat bahwa pembangunan harus dijalankan dengan arah yang jelas dan niat yang luhur. Nilai ini menjadi pijakan penting agar pembangunan desa tidak tercerabut dari akar budaya masyarakatnya.
Melalui pendekatan kepemimpinan yang terbuka, partisipatif, dan visioner, Riski Ikbarhim Siregar sedang membangun paradigma baru dalam tata kelola desa. Ia berharap, semangat kebersamaan dan integritas yang ia bawa dapat menjadi katalis bagi lahirnya desa yang lebih adil, sejahtera, dan berdaya saing. Pudun Jae kini tidak hanya menjadi ruang administratif, tetapi juga laboratorium sosial tempat harapan dan perubahan bertumbuh.(PS/BERMAWI)
