SMAN 2 Siabu Jadi Sekolah Induk SMA Terbuka, Upaya Konkret Tekan Angka Putus Sekolah di Sumut

/ Rabu, 16 Juli 2025 / 08.15.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM – MADINA– Dalam rangka menekan angka anak putus sekolah dan lulusan SMP sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan, Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, resmi mencanangkan Program SMA Terbuka. Program ini menjadi angin segar bagi generasi muda Sumatera Utara yang terkendala akses pendidikan formal jenjang menengah atas. Salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara SMA Terbuka adalah SMA Negeri 2 Siabu.


Berbeda dari SMA reguler, sistem pembelajaran di SMA Terbuka dirancang lebih fleksibel dan inklusif. Peserta didik tidak diwajibkan hadir setiap hari ke sekolah, melainkan belajar di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) yang telah ditunjuk dan dekat dengan tempat tinggal siswa. Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan porsi 80% daring/online menggunakan modul resmi dari Dinas Pendidikan Sumut, dan hanya 20% berupa pertemuan tatap muka, yakni dua kali dalam seminggu. Skema ini sangat membantu anak-anak yang bekerja, sudah menikah, atau memiliki keterbatasan ekonomi dan geografis.


Kegiatan sosialisasi program ini dilangsungkan di Aula Kantor Camat Siabu dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Turut hadir dalam acara ini, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI yang diwakili oleh Kasi SMA dan PK, Bapak M. Akhyar ME Nasution, S.Pd, M.Pd, Kadis Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Dr. M. Daud Batubara, M.Si, serta para Camat dari Kecamatan Siabu, Naga Juang, Bukit Malintang, Panyabungan Utara, Sayur Matinggi, Tantom Angkola, dan Batang Angkola. Seluruh kepala desa/lurah se-Kecamatan Siabu juga menunjukkan dukungan penuh dengan kehadiran mereka.


Program ini menyasar anak-anak usia 15–21 tahun yang tidak sedang terdaftar di Dapodik/EMIS SMA/SMK/MA, baik karena putus sekolah maupun tidak melanjutkan pendidikan setelah SMP. Bahkan, peserta yang telah menikah tetap diperbolehkan untuk mengikuti pendidikan ini, selama memenuhi sejumlah persyaratan administratif seperti fotokopi ijazah SMP/sederajat, Kartu Keluarga, akta kelahiran, dan pas foto terbaru.


Masyarakat menyambut antusias program ini, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang muncul selama sesi diskusi sosialisasi. Pertanyaan-pertanyaan dari peserta menggambarkan besarnya harapan dan kebutuhan terhadap pendidikan yang terjangkau, adaptif, dan mendukung keberlanjutan pendidikan untuk semua kalangan, terutama di daerah-daerah yang aksesnya masih terbatas.


Kepala SMAN 2 Siabu menyatakan kesiapan penuh sekolah dalam mengemban tanggung jawab sebagai sekolah induk SMA Terbuka. Selain menyiapkan tenaga pengajar dan sistem pendukung, pihak sekolah juga membuka layanan konsultasi dan pendaftaran langsung di sekolah, serta menyediakan kontak center untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi lebih lanjut.


Dengan adanya SMA Terbuka ini, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi generasi muda untuk terputus dari pendidikan. Program ini membuktikan bahwa dengan kolaborasi pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat, akses pendidikan yang berkualitas dan inklusif bukan lagi sekadar cita-cita, tetapi menjadi kenyataan yang bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat Sumatera Utara, khususnya di wilayah Mandailing Natal.(PS/BERMAWI)

Komentar Anda

Terkini: