Harapan yang Terhambat: Jalan Rusak Mengurung Potensi Wisata dan Pertanian Angkola Julu

/ Minggu, 10 Agustus 2025 / 11.07.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM – PADANGSIDIMPUAN – Hamparan perbukitan hijau Angkola Julu seolah memanggil wisatawan dengan pesona alamnya. Namun di balik keindahan itu, tersimpan keluhan panjang warga tentang jalan rusak ±5,5 kilometer dari Kelurahan Batunadua menuju Desa Joring Natobang. Bagi mereka, ini bukan sekadar jalur tanah dan aspal retak—ini adalah urat nadi yang sudah lama tersumbat.


Musim hujan menjadi momok. Jalan berubah menjadi lumpur licin, ban kendaraan terperosok, dan anak-anak sekolah berjuang agar seragam tak penuh noda tanah. “Kadang sepatu anak saya tertinggal di lumpur. Mereka sampai sekolah sudah capek duluan,” ungkap Siti, seorang ibu rumah tangga yang setiap pagi mengantar anaknya.


Di Desa Pokenjior berdiri Kaisar Waterpark, tempat yang dulunya riuh oleh tawa anak-anak. Kini, suara itu jarang terdengar. “Kalau jalannya seperti ini, orang pikir seribu kali mau datang,” keluh H. Hasibuan, tokoh masyarakat. Ia memandang jalan berlubang di depannya seakan sedang melihat peluang wisata yang perlahan sekarat.


Beban terberat ada di pundak para petani. Ongkos angkut hasil panen sering kali lebih besar dari harga jual sebagian produk. “Rasanya mau menangis. Kami tanam, rawat, panen… tapi uang habis di ongkos,” kata Tarman, sambil menghela napas panjang. Ia menunjuk truk kecil di kejauhan yang terjebak di jalan becek.


Kerusakan jalan ini juga memukul sektor kesehatan dan pendidikan. Warga yang sakit harus mempertaruhkan keselamatan menempuh perjalanan berjam-jam ke rumah sakit. Anak-anak yang sekolah di pusat kota pun harus bangun lebih pagi, melawan kantuk dan dingin demi tidak terlambat.


Padahal, sebagian titik jalan ini pernah ditimbun sirtu oleh Kombes (Purn) Drs. Parluatan Siregar, MH, namun perbaikan parsial itu tak cukup menahan laju kerusakan. Warga kini menggantungkan harapan pada langkah nyata dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Padangsidimpuan.


“Jalan itu kehidupan. Kalau jalan mati, ekonomi juga mati,” tegas Hasibuan. Meski lelah menunggu, warga siap bergotong royong memperbaiki sedikit demi sedikit, mulai dari Desa Joring Natobang hingga Desa Rimba Soping. Di balik keluhan, tersimpan keyakinan—suatu hari, jalan berlubang ini akan menjadi jalan pembuka harapan.(PS/BERMAWI)

Komentar Anda

Terkini: