POSKOTASUMATERA.COM – TAPANULI SELATAN – Dalam rangka memperkuat fondasi pendidikan vokasi yang adaptif dan berdaya saing, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Provinsi Sumatera Utara, Drs. Yeddi Efendi Sipayung, M.Pd, melaksanakan monitoring komprehensif di SMKN 1 Marancar pada Rabu, 6 Agustus 2025. Kunjungan ini menyoroti pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), optimalisasi Teaching Factory (TeFa), kegiatan praktik agribisnis tanaman, serta latihan baris-berbaris untuk menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
ANBK sebagai instrumen evaluasi mutu pendidikan nasional dinilai berhasil diimplementasikan dengan lancar di SMKN 1 Marancar. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, asesmen ini tidak hanya mengukur hasil belajar kognitif siswa, tetapi juga memberikan gambaran menyeluruh tentang lingkungan belajar di satuan pendidikan.
Ka Cabdis menilai, kesiapan infrastruktur digital dan kedisiplinan peserta didik menjadi indikator kuat bahwa sekolah ini telah bergerak ke arah transformasi pendidikan yang berbasis data dan digitalisasi.
Selain fokus pada ANBK, kunjungan ini juga menyoroti penguatan Teaching Factory sebagai platform pembelajaran berbasis produksi nyata. Di sinilah praktik kejuruan tidak hanya diajarkan sebagai teori, tetapi diinternalisasi melalui proses kerja yang menyerupai dunia industri sesungguhnya.
Dalam arahannya, Drs. Yeddi Efendi menekankan pentingnya spesialisasi. Ia mendorong agar pengembangan TeFa difokuskan pada satu komoditas unggulan, yaitu kopi, guna memaksimalkan pembentukan kompetensi dan daya saing lulusan.
“Dengan fokus pada kopi, siswa dapat belajar dari hulu ke hilir. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pascapanen, hingga strategi pemasaran produk. Ini adalah bentuk nyata pembelajaran kontekstual yang sejalan dengan kebutuhan industri dan potensi lokal,” ujarnya tegas, seraya menggarisbawahi pentingnya integrasi kurikulum dengan potensi ekonomi daerah.
Kunjungan dilanjutkan ke lahan praktik agribisnis tanaman, di mana siswa jurusan pertanian aktif mengaplikasikan teknik hortikultura. Lahan ini berfungsi sebagai laboratorium terbuka yang mempertemukan teori agribisnis dengan praktik lapangan secara langsung. Pendekatan ini tidak hanya membentuk kecakapan teknis siswa, tetapi juga menanamkan jiwa kewirausahaan berbasis lingkungan dan teknologi, sejalan dengan visi Merdeka Belajar.
Tak kalah penting, kegiatan monitoring juga mencakup pemantauan latihan pasukan baris-berbaris dalam rangka persiapan deville Hari Kemerdekaan. Latihan ini mencerminkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan nasionalisme yang terus ditanamkan di lingkungan SMKN 1 Marancar.
Semangat siswa yang tinggi menunjukkan bahwa pendidikan karakter tetap menjadi pilar penting dalam pendidikan vokasi.
Kepala SMKN 1 Marancar, Afwan Tarihoran, M.Pd, menyambut baik hasil monitoring ini. Ia mengapresiasi dukungan dari Cabang Dinas Pendidikan dan menyatakan kesiapan sekolahnya untuk menyusun roadmap pengembangan TeFa kopi secara terstruktur. “Kami percaya, dengan kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan industri, TeFa kopi akan menjadi pusat unggulan yang mampu mendorong kemandirian siswa dan berdampak positif bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa monitoring bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan strategi pembinaan yang berbasis evaluasi dan penguatan kelembagaan. Dengan mengedepankan pendekatan ilmiah, kontekstual, dan kolaboratif, SMKN 1 Marancar diharapkan mampu menjadi role model dalam pengembangan pendidikan vokasi yang berkelanjutan dan berbasis keunggulan lokal.(PS/BERMAWI)

