POSKOTASUMATERA.COM – TAPANULI SELATAN – Puluhan tahun lamanya masyarakat di sejumlah desa di Kabupaten Tapanuli Selatan hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian akibat sengketa tanah dengan PT. Toba Pulp Lestari (TPL). Tanah yang mestinya menjadi sumber kehidupan, justru kerap menghadirkan keresahan. Di balik kisah getir itu, hadir secercah harapan ketika Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, menyatakan komitmennya untuk berdiri di sisi rakyat.
Sejak izin Hutan Tanaman Industri (HTI) diberikan pada 1992, konflik tak kunjung reda. Bagi sebagian warga, tanah bukan sekadar hamparan lahan, melainkan warisan leluhur dan sumber penghidupan. “Tentu hal ini sangat merugikan masyarakat Tapsel pemilik sah dari tanah di area APL itu. Hal ini juga merugikan pengembangan dan pembangunan Tapsel,” ujar Gus Irawan dengan suara berat, mencerminkan empatinya terhadap penderitaan warganya.
Bupati menyebut ada 4.577 hektare lahan yang sejatinya sudah keluar dari konsesi TPL dan berstatus Area Penggunaan Lain (APL). Namun, meski statusnya jelas, masyarakat masih belum dapat mengelolanya. Sertifikat tanah tak kunjung terbit, membuat mereka hidup dalam ketidakpastian. “Saya ingin penyelesaiannya bersifat permanen, memberi legalitas kepada rakyat atas tanahnya, sehingga mereka bisa hidup tenang tanpa gangguan,” tegasnya.
Langkah konkret pun mulai ditempuh. Dalam rapat koordinasi bersama Forkopimda, BPN, hingga pihak TPL, diputuskan lahan APL tidak lagi menjadi kewenangan perusahaan. Pemerintah Kabupaten Tapsel menyiapkan program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) agar masyarakat bisa segera memiliki sertifikat hak milik. “Kami siapkan dana di APBD untuk TORA. Inilah keputusan terbaik sesuai kewenangan yang ada pada Bupati,” jelas Gus, menegaskan bahwa rakyat tak boleh lagi jadi korban.
Namun perjuangan itu bukan tanpa rintangan. Gus Irawan berkisah, dirinya kerap bolak-balik ke Jakarta, melobi kementerian, mencari jalan keluar agar hak rakyat tak lagi terpinggirkan. “Upaya ini didorong rasa empati kepada masyarakat terdampak, dan juga untuk merealisasikan janji kami membangun Tapsel,” tuturnya.
Tak hanya bicara soal konflik, Bupati juga memandang jauh ke depan. Ia menggagas pembangunan perumahan ASN di Sipirok, yang lokasinya berada di lahan APL tersebut. “Dengan begitu, perputaran ekonomi bisa terjadi di Tapsel. Ini bukan hanya soal tanah, tapi soal masa depan Tapsel dan kesejahteraan rakyatnya,” katanya penuh keyakinan.
Di akhir penjelasannya, Gus Irawan mengajak seluruh masyarakat untuk tetap bersatu. “Saya tinggalkan DPR RI dan turun ke Tapsel dengan satu niat, membangun Tapsel lebih baik. Mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat, baik di kampung halaman maupun perantauan. Bersama kita bisa mewujudkan Tapsel yang lebih maju,” tutupnya, dengan sorot mata yang menyimpan tekad dan harapan besar.(PS/BERMAWI)
