SMAN 1 Angkola Barat "Merupiahkan" Sampah Lewat Kader Pengelolaan Sampah

/ Rabu, 10 September 2025 / 09.40.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-TAPSEL-Dalam rangka menanamkan kesadaran lingkungan sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa, SMA Negeri 1 Angkola Barat menghadirkan program Ruang Life Skills Siswa (RuliSS) dengan tema Pengelolaan Sampah. Pada kegiatan ini, hadir Masrul selaku Ketua Bank Sampah Naposo Hamubaon Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, yang memberikan pencerahan bahwa sampah sesungguhnya bukan sekadar limbah, melainkan sumber pendapatan yang dapat ditukarkan dengan rupiah. Bahkan, di beberapa negara, sampah telah diposisikan layaknya ATM yang bisa dicairkan menjadi uang. Oleh sebab itu, siswa diharapkan mampu mengubah mindset dari sampah sebagai sesuatu yang menjijikkan menjadi peluang sumber penghasilan.

           

Kepala SMA Negeri 1 Angkola Barat Salamat Siregar, S.Pd, M.Si dalam arahannya menekankan bahwa sampah adalah masalah serius yang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya akan memindahkan masalah, seperti menimbulkan bau tak sedap atau bahkan longsor. Jalan terbaik yang perlu dilakukan adalah menjadikan sampah bernilai ekonomi sehingga mampu memberikan manfaat finansial sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.

Dalam paparannya, Ketua Bank Sampah Naposo Hamubaon menjelaskan bahwa hampir semua jenis sampah memiliki nilai jual, di antaranya: Botol kemasan (aqua botol), Gelas kemasan (aqua gelas), Plastik (assoi, kresek, sedotan, dan sejenisnya), Kertas (HVS, buku, koran, majalah, kardus), dan Sisa makanan atau sampah organik

    

Sebagai langkah nyata, SMA Negeri 1 Angkola Barat menetapkan prosedur pengelolaan sampah yang terintegrasi. Pada 15 menit terakhir jam pelajaran terakhir, bel pengelolaan sampah dibunyikan sebagai tanda dimulainya kegiatan pemilahan. Piket kelas bertugas memilah sampah sesuai kategori, mengumpulkannya ke dalam kantong plastik, dan menaruhnya di depan kelas. Selanjutnya, kader pengelolaan sampah sekolah akan mengutip dan memindahkan sampah sesuai kategori ke kantong besar yang telah disediakan. Sampah yang sudah terkumpul kemudian disetorkan ke petugas Bank Sampah Naposo Hamubaon.

Sebagai bentuk apresiasi, setiap tim kader pengelolaan sampah mendapatkan buku tabungan sampah. Tabungan tersebut dapat dicairkan menjadi rupiah setiap bulan sekali, sehingga siswa tidak hanya belajar menjaga kebersihan, tetapi juga memahami nilai ekonomis dari sampah.


Indikator keberhasilan dari program ini sekaligus MoU dengan Bank Sampah Naposo Hamubaon adalah hilangnya sampah dari tong sampah sekolah maupun dari lingkungan sekitar. Dengan demikian, program ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan bernilai ekonomi.(PS/BERMAWI)







Komentar Anda

Terkini: