Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Marancar beserta para guru dari kedua sekolah tersebut. Suasana berlangsung khidmat, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars BNN, dan dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin secara khusyuk.
Dalam sambutannya, Kepala BNN Kabupaten Tapanuli Selatan, Saiful Fadhli, S.STP., M.Si., yang diwakili oleh Staf BNN Syahran Ritonga, S.AP., M.M., menegaskan pentingnya tindak lanjut dari kegiatan ini.
“Kepada para pendidik, kami harapkan hasil dari pembekalan ini dapat diterapkan di sekolah masing-masing. Setelah kegiatan ini jangan didiamkan. Kami akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaannya di sekolah,” tegas Syahran Ritonga.
Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dijalankan melalui kerja sama antara BNN dan Dinas Pendidikan sesuai nota kesepahaman (MoU).
“Apalagi di era digital sekarang, banyak siswa yang sudah memiliki HP Android. Ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi guru untuk membimbing siswa agar bijak dalam menggunakan teknologi,” ujarnya.
Kegiatan secara resmi dibuka pada oleh Kepala BNN Kabupaten Tapanuli Selatan Yang diwakili Staf BNN Syahran Ritonga, S.AP., M.M.,
Dalam arahannya, Hj. Syarifah Lubis Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNK Tapsel menjelaskan bahwa pembentukan remaja teman sebaya anti narkoba merupakan langkah strategis dalam membangun peran aktif siswa sebagai agen perubahan di lingkungannya.
“Setelah kegiatan ini, kami akan melatih siswa agar mereka bisa menjadi pelopor anti narkoba di sekolah masing-masing. Kami berharap guru-guru turut menyampaikan dan mendukung kegiatan lanjutan ini,” jelasnya.
Secara ilmiah, kegiatan ini memiliki dasar kuat dari data demografi nasional yang menunjukkan bahwa usia produktif mencapai 69 persen dari total penduduk Indonesia. Namun, potensi besar ini juga dihadapkan pada ancaman meningkatnya angka prevalensi penyalahgunaan narkoba, terutama pada kelompok usia 15–24 tahun. Kondisi ini menuntut intervensi dini melalui pendidikan dan pembinaan karakter di sekolah.
Pembekalan pendamping guru menjadi langkah penting dalam memperkuat literasi bahaya narkotika di kalangan tenaga pendidik. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mentor karakter dan penggerak budaya hidup sehat tanpa narkoba. Melalui metode edukatif dan pendekatan teman sebaya, peserta didik dapat lebih mudah memahami dampak destruktif narkoba terhadap diri, keluarga, dan masa depan mereka.
Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan visi nasional dalam mempersiapkan “Generasi Emas Indonesia 2045”, yakni generasi yang unggul, sehat, dan berdaya saing tinggi. Dalam konteks ini, BNN berperan aktif menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas narkoba melalui kolaborasi lintas sektor. Pembentukan kelompok pendamping dan remaja teman sebaya menjadi wujud nyata kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam membentengi generasi muda.
Dengan semangat sinergi dan keberlanjutan, kegiatan pembekalan ini diharapkan tidak berhenti pada seremoni, tetapi menjadi gerakan edukatif yang hidup di setiap sekolah. Harapan besar tertuju pada para pendidik dan siswa untuk menjadi agen perubahan positif, menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba, serta membangun masa depan bangsa yang bersih, sehat, dan berkarakter kuat.
Dalam arahannya, Hj. Syarifah Lubis menegaskan pentingnya peran guru sebagai garda terdepan dalam membimbing generasi muda agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan langkah nyata dalam membentuk karakter remaja yang tangguh dan berintegritas. Guru memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai anti narkoba sejak dini, karena sekolah adalah lingkungan pertama setelah keluarga yang mampu membentuk perilaku positif siswa,” ujarnya.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa pendekatan teman sebaya menjadi strategi efektif dalam memperkuat pesan-pesan pencegahan narkoba di kalangan pelajar.
“Remaja cenderung lebih mendengarkan teman sebayanya. Oleh karena itu, kami ingin melahirkan pelajar yang mampu menjadi pelopor, memberi contoh, dan menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah masing-masing,” tambahnya.
Hj. Syarifah juga menyoroti pentingnya kesinambungan program agar pesan-pesan anti narkoba tidak berhenti setelah kegiatan berlangsung.
“Kami berharap sekolah terus melanjutkan pembinaan ini. BNN siap mendampingi dan melakukan monitoring agar program ini benar-benar berdampak pada perilaku dan kesadaran siswa,” tuturnya.
Beliau menutup arahannya dengan pesan inspiratif:"Generasi muda hari ini adalah penentu wajah Indonesia tahun 2045. Jika mereka kuat dan bebas dari narkoba, maka Indonesia akan memiliki generasi emas yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” pungkas Hj. Syarifah Lubis penuh semangat.(PS/BERMAWI)


