POSKOTASUMATERA.COM – PADANGSIDIMPUAN –Udara pagi yang segar di kawasan wisata Aek Sijornih, Desa Aek Libung, Kecamatan Sayurmatinggi, menjadi saksi semangat puluhan siswa SMP Negeri 1 Padangsidimpuan yang tengah mengikuti Kemah Lingkungan Hidup selama 2 hari Rabu dan Kamis (22 -23 Oktober 2025). Di tengah riuh tawa dan keceriaan peserta, terselip makna mendalam: belajar mencintai bumi dari alam itu sendiri.
Kegiatan yang diikuti oleh 45 siswa dan 12 panitia ini terasa istimewa dengan hadirnya Kepala Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan, Ahmad Rizki Hariri Hasibuan, S.STP., M.SP., sebagai narasumber. Dengan gaya penyampaian yang hangat dan inspiratif, ia menekankan bahwa isu lingkungan hidup bukan sekadar soal kebersihan, melainkan tentang masa depan manusia dan keberlanjutan ekosistem.
“Kemah seperti ini bukan sekadar untuk bersenang-senang. Ini adalah ruang belajar yang nyata tentang tanggung jawab dan karakter. Di sinilah para siswa belajar langsung bagaimana alam memberi kehidupan, dan bagaimana manusia harus menjaga keseimbangannya,” ujar Ahmad Rizki penuh makna.
Suasana semakin hidup ketika para peserta diajak mengikuti berbagai workshop praktis, seperti pembuatan kompos, daur ulang sampah, hingga pengamatan keanekaragaman hayati di sekitar area perkemahan. Aktivitas ini bukan hanya mengasah pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu dan empati terhadap alam.
Menurut Kepala SMP Negeri 1 Padangsidimpuan, Batras, M.Pd., kegiatan kemah lingkungan hidup ini merupakan salah satu wujud nyata pendidikan berbasis karakter. Ia menyampaikan terima kasih atas kehadiran Kadis Pendidikan yang telah memberikan wawasan baru bagi siswa-siswinya.
“Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan bukan tugas orang lain, tetapi tanggung jawab kita semua. Melalui kemah ini, siswa belajar dengan hati, bukan hanya dengan teori,” tutur Batras dengan nada bangga.
Tak sekadar belajar, para siswa juga mengekspresikan kepedulian mereka melalui penanaman pohon dan pengelolaan sampah di sekitar lokasi. Di bawah rindangnya pepohonan dan gemericik air Aek Sijornih, mereka menuliskan harapan kecil: agar bumi tetap hijau dan lestari.
Kegiatan sederhana namun sarat makna ini membuktikan bahwa pendidikan tidak selalu harus di ruang kelas. Alam dapat menjadi guru terbaik dalam menanamkan nilai tanggung jawab dan cinta lingkungan. Dari kemah inilah, lahir harapan akan generasi muda yang cerdas ekologis, berjiwa tangguh, dan siap menjadi agen perubahan bagi bumi yang lebih baik.(PS/BERMAWI)
