KORBAN MENINGGAL BANJIR SUMATERA TEMBUS 1.006 JIWA, PENGUNGSI NYARIS 1 JUTA ORANG

/ Minggu, 14 Desember 2025 / 17.18.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL — Bencana hidrometeorologi berupa banjir besar dan longsor yang melanda wilayah Sumatera dalam beberapa pekan terakhir telah berkembang menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di akhir tahun ini. Hingga Sabtu (13/12) petang, jumlah korban meninggal dunia tercatat menembus angka 1.006 jiwa, mencerminkan besarnya dampak kerusakan lingkungan dan tingginya kerentanan kawasan rawan bencana.


Berdasarkan laporan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan korban meninggal terbanyak, yakni 415 jiwa. Posisi kedua ditempati Sumatra Utara dengan 347 korban jiwa, disusul Sumatra Barat sebanyak 241 jiwa. Tingginya angka korban ini dipengaruhi oleh kombinasi curah hujan ekstrem, kondisi topografi perbukitan, serta kepadatan permukiman di daerah aliran sungai.


Selain korban meninggal, bencana ini juga menyebabkan 217 orang dilaporkan hilang dan 5.400 orang mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Proses pencarian korban hilang masih terus berlangsung di tengah medan yang sulit, cuaca yang belum sepenuhnya stabil, serta terbatasnya akses menuju sejumlah lokasi terdampak.


Dari sisi kerusakan fisik, dampak banjir dan longsor terbilang masif. BNPB mencatat sedikitnya 158.000 unit rumah mengalami kerusakan di 52 kabupaten yang tersebar di tiga provinsi tersebut. Kerusakan infrastruktur ini memperparah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terdampak, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.


Tak hanya permukiman, bencana ini juga melumpuhkan berbagai fasilitas vital. Sebanyak 1.200 fasilitas umum dilaporkan rusak, termasuk 219 fasilitas kesehatan dan 581 fasilitas pendidikan. Selain itu, tercatat 434 rumah ibadah, 290 gedung perkantoran, serta 498 jembatan mengalami kerusakan, yang berdampak langsung pada terganggunya layanan publik dan mobilitas warga.


Jumlah pengungsi pun meningkat signifikan dan nyaris menembus angka satu juta jiwa. Hingga laporan terakhir, sebanyak 902.545 orang terpaksa mengungsi ke lokasi-lokasi aman akibat rumah mereka terendam atau berada di zona berisiko tinggi. Kondisi di sejumlah pos pengungsian membutuhkan perhatian serius, terutama terkait ketersediaan air bersih, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial.


Saat ini, pemerintah pusat dan daerah bersama tim gabungan terus mengintensifkan upaya tanggap darurat, termasuk pencarian dan evakuasi korban, distribusi bantuan logistik, serta pemulihan akses jalan yang sebelumnya terputus. Tragedi ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya penguatan mitigasi bencana, penataan ruang berbasis risiko, serta adaptasi terhadap perubahan iklim yang kian nyata dampaknya di wilayah Sumatera.(PS/BERMAWI)

Komentar Anda

Terkini: