Pascabencana Banjir Bandang, Warga Sipange Julu Berjuang Mendapatkan Air Bersih di Tengah Kerusakan Pipanisasi

/ Kamis, 04 Desember 2025 / 08.33.00 WIB



POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL — Suara gemericik air yang dulu akrab di Desa Sipange Julu kini berganti dengan langkah letih warga yang harus berjalan jauh demi mendapatkan air bersih. Pascabencana banjir bandang yang melanda wilayah tersebut, kehidupan masyarakat berubah drastis. Pipa-pipa air yang selama ini menjadi sumber kehidupan warga hancur dihantam derasnya arus, memutus suplai air bersih dan memaksa masyarakat mencari air ke desa tetangga.


Di sepanjang jalan menuju Desa Bange, terlihat barisan warga membawa jerigen dan ember, berjalan pelan sejauh lebih dari tiga kilometer. Di antara mereka ada ibu-ibu yang menggendong anak, remaja yang memanggul galon, hingga para orang tua yang terpaksa beristirahat berulang kali karena medan yang cukup jauh. “Kalau tidak ke sana, kami tidak punya air untuk mandi, masak, bahkan untuk minum,” ungkap seorang warga dengan mata berkaca-kaca.


Kepala Desa Sipange Julu, Mursal Nasution, mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung sejak banjir bandang merusak sistem pipanisasi utama desa. “Kerusakannya cukup parah. Pipa patah, tertimbun material longsor, dan sebagian hanyut. Inilah satu-satunya akses air bersih kami, jadi saat rusak, dampaknya langsung terasa oleh seluruh warga,” ujarnya, Kamis (4/12/2025).


Di balik pemulihan yang masih terbatas, beban terberat justru dirasakan oleh kelompok rentan—anak-anak, perempuan, dan lansia. Sebagian anak bahkan harus melewatkan waktu bermain karena ikut membantu orang tua mengangkut air. Sementara para lansia, dengan tubuh yang tak lagi kuat, hanya bisa menunggu bantuan dari tetangga yang rela berbagi.


Ketiadaan air bersih juga menimbulkan kekhawatiran baru. Warga mulai mengalami kesulitan menjaga kebersihan, membuat risiko penyakit seperti diare dan infeksi kulit meningkat. “Kami takut anak-anak jatuh sakit, tapi mau bagaimana lagi? Air bersih sulit sekali,” tutur seorang ibu rumah tangga yang sejak pagi sudah hilir-mudik membawa jerigen.


Meski diterpa kesulitan, solidaritas masyarakat justru terlihat semakin kuat. Sejumlah pemuda desa gotong royong membersihkan jalur pipa yang tertimbun lumpur. Warga lain membantu mengantar air dengan sepeda motor, berbagi apa yang mereka punya agar tidak ada satu rumah pun yang benar-benar kehabisan. Di tengah keterpurukan, semangat saling peduli menjadi kekuatan terbesar desa ini.


Pemerintah Desa Sipange Julu berharap ada perhatian lebih dari pemerintah kabupaten dan instansi teknis untuk percepatan perbaikan. “Kami sangat membutuhkan bantuan alat dan tenaga. Semakin lama dibiarkan, semakin tertekan masyarakat kami,” tegas Mursal. Dengan musim hujan yang masih berlangsung, warga hanya bisa berharap infrastruktur air bersih segera pulih agar kehidupan mereka dapat kembali berjalan seperti sedia kala.(PS/BERMAWI)




Komentar Anda

Terkini: