Terlihat Rapat Pencapaian 100 Persen Stop Buang Air Besar Sembarangan di Kota Lhokseumawe tahun 2024, yang berlangsung di Op Room Sekdako Lhokseumawe. FOTO | DAHLAN AMRY |
POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE -- Pemerintah Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh dalam laporan angka kemajuan (progres) tahun 2024 oleh Pemerintah Aceh terhadap Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) mencapai angka yang sangat signifikan sesuai dengan harapan yaitu angka 100%.
Dilaporkan laju perkembangan kesehatan masyarakat kota Lhokseumawe sangat baik, ini terlihat dari peran dan partisipasi masyarakat yang tidak lagi melakukan pembuangan air sembarangan.
Demikian dikatakan oleh Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe T. Adnan SE yang turut didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan dan Kabag Administrasi Pembangunan, serta Para Kabid Dinkes, dan Para Kabid dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Kota Lhokseumawe, saat memimpin jalannya rapat Pencapaian 100 persen SBS yang berlangsung di op room, Sekdako Lhokseumawe belum lama ini.
Dalam rapat tersebut T. Adnan mengatakan semua desa di Kota Lhokseumawe sudah berkomitmen untuk mencapai angka 100 persen terhadap Stop Buang Air Besar Sembarangan pada akhir tahun 2024 ini.
Seperti yang telah dirilis oleh Pemerintah Aceh, dalam rekapitulasi perkembangan harian capaian KK akses sanitasi dan Desa SBS Kabupaten/Kota tahun 2024. Dimana Lhokseumawe keluar angka 100 persen SBS bersama dengan 14 Kabupaten/ Kota lainnya di provinsi Aceh.
"Ini satu kemajuan yang pesat dalam memberikan nilai-nilai Kesehatan untuk warga Lhokseumawe, terkait tidak lagi warga yang membuang Air Besar Sembarangan," ujar Sekdako Lhokseumawe T. Adnan.
Sementara itu, Cut Fitri Yani Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe kepada Poskota mengatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) sering melaporkan dan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS).
Lanjut Cut Fitri, dampak dari kebiasaan ini dapat menyebabkan dampak terhadap kesehatan kota Lhokseumawe itu sendiri, yaitu : 1. Penyebaran penyakit diare, kolera, dan disentri.
2. Kontaminasi sumber air.
3. Meningkatkan risiko infeksi saluran pencernaan.
Upaya Pengentasan BABS
1. Membangun dan memelihara fasilitas sanitasi yang memadai.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan.
3. Melakukan edukasi tentang cara buang air besar yang sehat dan hygienis.
4. Menggalakkan program "Stop BABS" di komunitas, demikian papar Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Cut Fitri Yani. (ADV)